My Photo
Name:
Location: Tangerang, Banten, Indonesia

Hai....., Ini Adalah Blog Kalila, di Blog ini InsyaAllah Akan Jadi Diary Aku.

 

YM! Ibu :

YM! Ayah :

Free Hit Counters
Counters
Yang Online :


Lowongan Kerja&Karir(Job Opportunity&Career)
Lowongan Kerja&Karir (Job Opportunity&Career)

 
 
 
 
   
   
 

Saturday, November 26, 2005

Filosofi Cinta Dan Pernikahan

Filosofi Cinta Dan Pernikahan
Petuah cinta dari eurasiaman Adalah anggapan yg salah bahwa cinta dan pernikahan itu 'sangat erat' kaitannya satu sama lain, adanya ungkapan bahwa 'untuk mengikat tali cinta, maka kita putuskan untuk menikah', rasanya 'mitos' seperti itu sudah waktunya nyampe ke meja 'boss' kelirumologi, Bpk Jaya Suprana. Sebab kalo kita telaah lebih dalam, ternyata sinkronisasidari cinta dan pernikahan itu sangat tipis, bahkan bisa dikatakan bertolak belakang, kalo kita melihatnya dari prinsip yg mendasari terjadinya 2 hal tersebut.
Pertama kita coba telaah tentang filosofi cinta, pada prinsipnya, cinta itu mengandung pengertian suatu pengorbanan, suatu pengabdian yg di dasari ketulusan hati nurani, tanpa tercemar oleh 'hasutan' pikiran dan ego manusia. Sebagaimana kita tahu, 3 unsur yg membentuk pribadi kita adalah suara hati, jalan pikiran dan ego kita. Manusia yg 'sempurna' dalam arti yg balance, adalah manusia yg bisa menyatukan 3 unsur diri kita tersebut, disini permasalahannya, cinta yg sejati, yg murni yg bisa kita umpamakan hujan yg dgn iklas memmbasahi bumi dan tanaman, adalah cinta yg murni keluar dari hati nurani manusia, tanpa 'campur tangan' ego dan pikiran manusia, sebagaimana cinta kita kepada Tuhan. Di dalam cinta, yg ada hanyalah HAK, hak untuk dicintai dan hak untuk mencintai, tanpa melihat ras, bangsa, agama, usia status sosial ataupun berpedaan-2 yg ada, kewajiban di dalam cinta sudah menjadi sesuatu yg 'otomatis' artinya, tidak ada hukum formal ataupun hukum agama yg mengatur dunia cinta, tapi rasa cinta itu sendiri yg 'mewajibkan' kita bagaimana seharusnya, sebagaimana Tuhan dalam mencintai makhluknya, jelas tak ada satu zat-pun yg mewajibkan Tuhan untuk mencintai maklhuknya, kecuali rasa cinta Tuhan itu sendiri kepada hasil ciptaanNya, tanpa melihat apa itu manusia, beragama apa, berbangsa apa, tua atau muda atau bahkan kepada hewan dan tanaman. Kita dan binatang di beri nafas dan rejeki tiap hari, tanpa Tuhan peduli apakah kita peduli padanya apa tidak.
Kembali ke pada topik, sedangkan Pernikahan, pada prinsipnya adalah satu upaya manusia untuk bersatu dalam hidup guna membentuk suatu komunitas kecil ( keluarga ), dimana dasar dan motifasi dari pernikahan akan bergeser dari prinsip dasar pengertian akan cinta. Bahkan hampir bisa dikatakan bahwa pernikahan itu adalah manifestasi dari bentuk ketidak percayaan kita kepada kekasih kita, hingga kita musti buat 'perjanjian' bukankah isi dari 'perjanjian' itu lebih untuk 'melindungi' hak-2 kita dari pasangan kita yg buat 'perjanjian' bersama? sedangkan Cinta itu lepas dan alami dimana kepercayaan dan keyakinan adalah pilar utama dari cinta, sedangkan pernikahan sarat dgn kepentingan dan manipulasi, kalo di dalam cinta tidak ada syarat dan hukum yg mengaturnya, tapi sebaliknya, di dalam pernikahan syarat dan hukumnya jelas.Pernikahan itu sendiri, bisa kita katagorikan dalam beberapa kelompok, dilihat dari motivasi dan hal-2 yg menyebabkan terjadinya pernikahan. Yaitu;
1. Pernikahan karena orang tua.Siapa yg berani mengatakan bahwa pernikahan ini di bangun dari rasa cinta? sedangkan yg terjadi adalah terkadang kedua calon mempelai tidak saling mengenal, bagaimana kita tahu bahwa yg akan menikah telah saling jatuh cinta? sedangnkan cinta bisa tumbuh karena adanya perkenalan dan interaksi.
2. Pernikahan karena terpaksa ( married by accident )Hal ini sering terjadi bila kita hilang kontrol dan bersikap masa bodoh, hingga terjadi sex diluar nikah, atau yg lebih menyedihkan bila terjadi satu perkosaan sebelum terjadinya kehamilan yg akhirnya 'mengharuskan' seseorang musti menikah.Bisa kita bayangkan, bagaimana suatu keluarga bisa di bangun dgn fondasi yg lemah seperti itu? tak ubahnya kita berlayar dgn sampan kecil di tengah lautan dgn ombak yg besar.
3.Menikah karena malu / gengsi.Terkadang, karena suatu hal hingga kita terlambat menikah ( berumah tangga ), bagi yg tidak siap mental, hal itu bisa membawa dampak yg buruk, rasa malu, rendah diri dan bahkan akan mengakibatkan sikap canggung ke`pada lawan jenis, hal itu tentunya tidak terjadi di masyarakat yg sudah modern, German misalnya, disana orang bahkan beranggapan menikah berarti 'mencari masalah'. Nah, karena budaya dan tradisi kita yg masih kuat, kita merasa malu terlambat menikah, buntut, main embat saja! asal ada yg mau, sikat!!!.
4.Pernikahan 'bisnis'.Tak perlu di pungkiri bahwa jenis pernikahan memang ada, bahkan semakin trend, seiring dgn pola hidup manusia yg semakin konsutif. Di sini, entah laki atau perempuan, akan 'mematok' syarat-2 tertentu dalam menentukan calon pasangan, tentunya hal ini sah - sah saja, tergantung pribadi kita masing - masing.
5. Pernikahan karena Cinta.Meski pernikahan ini adalah pernikahan yg paling ideal, tapi ironisnya, justru pernikahan seperti ini sangat jarang terjadi, bahkan hampir mustahil, mungkn yg ada hanya di dongeng atau serita fiksi, yg lebih ironis lagi, justru sepasang manusia yg saling cinta, acapkali gagal berumah tangga dan hidup bersama, dongeng tentang Romeo - Juliet, atau Sampei - Ingtai , itu membuktikan bahwa pernikahan itu 'mengharamkan' dua manusia yg saling cinta ( dalam arti cinta yg murni dan sejati).Namun demikian, meski pernikahan tidak selamanya di dasari rasa saling cinta, entah itu katagori pertama, kedua ketiga, ataupun ke empat tingkat kesuksesan pernikahan tsb. tidak bisa di ramalkan, sebab hal itu sangat tergantung dgn pribadi, adat, tradisi, agama, dan tingkat konsistensi dan konsekwensi masing-2 individu.Meskipun pernikahan itu 'bertentangan' dgn prinsip dasar cinta, tapi sebagai manusia yg berbudaya dan beragama tentunya wajib bagi manusia untuk menikah, sebelum membangun satu keluarga, dalam sejarah manusia dari jaman bahula, pernikahan itu sudah ada, kalo bukan agam yg mengaturnya, maka adatlah yg mengaturnya......Wah capek nih, mending nanti ada yg mau baca kalo enggak? ....udahan dulu deh, mungkin nanti sambung lagi kalo ada yg mau baca, soalnya maunya sih nyampe ke ' kiat mencuri hati CAMER'...sebagai modal ngadepin 'CAMER' yg mungkin 'galak'.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home